Alhamdulilah pada kali ini saya telah dapat menyelesaikan tugas saya yang berjudul Adisi Lanjutan (Adisi 1,2 dan 1,4, Diels-Alder dan Polimerisasi). Mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk teman-teman yang membutuhkan.
Terimakasih
Reaksi Adisi Lanjutan
A.
Pengertian Reaksi Adisi
Reaksi adisi
adalah reaksi penggabungan dua atau lebih molekul menjadi sebuah molekul yang
lebih besar dengan disertai berkurangnya ikatan rangkap dari salah satu molekul
yang bereaksi akibat adanya penggabungan. Biasanya satu molekul yang terlibat
mempunyai ikatan rangkap. Reaksi ini hanya terjadi pada hidrokarbon tak jenuh
(alkena dan alkuna). Contoh reaksi adisi adalah reaksi antara etena dengan
gas klorin membentuk 1,2-dikloroetana.
Dalam reaksi
adisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap menyerap atom atau gugus
atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. Alkena dan
alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen maupun asam halida
(HX). Untuk alkena atau alkuna, bila jumlah atom H pada kedua atom C
ikatan rangkap berbeda, maka arah adisi ditentukan oleh kaidah Markovnikov,
yaitu atom H akan terikat pada atom karbon yang lebih banyak atom H-nya (yang
kaya semakin kaya).
Contoh
:
(CH3)2C=CHCH3
+ H-Cl (CH3)2CCl-CH2CH3
Pada
prinsipnya dalam reaksi ini terjadi pemutusan ikatan rangkap dan ikatan
yang terputus digantikan dengan mengikat atom atau gugus atom lain. dalam
contoh di atas ikatan rangkap dua mengalami pemutusan kemudian digantikan
dengan mengikat -H dan -Cl dari HCl. cara pemilihan letak ikatan -H dan
-Cl menggunakan aturan Markovnikov yakni "atom H akan terikat pada atom
karbon yang lebih banyak H nya". pada contoh di atas atom C di sebelah
kiri ikatan rangkap tidak mengikat H sedangkan atom C di sebelah kanan ikatan
rangkap mengikat 1 atom H sehingga atom H dari HCl akan diikat oleh atom C di
sebelah kanan ikatan rangkap dan Cl dari HCl akan diikat oleh aotm C di sebelah
kirinya. aturan ini juga berlaku untuk reaksi adisi dengan senyawa lain selain
HCl.
Reaksi
adisi terjadi pada senyawa tak jenuh. Molekul tak jenuh dapat menerima
tambahan atau gugus dari suatu pereaksi. Dua contoh
pereaksi yang mengadisi pada ikatan rangkap adalah brom dan hidrogen. Adisi
brom biasanya merupakan reaksi cepat, dan sering dipakai sebagai uji kualitatif
untuk mengidentifikasi ikatan rangkap dua atau rangkap tiga.
1.
Jenis – Jenis Reaksi Adisi
Reaksi adisi dibedakan atas (a)
reaksi adisi elektrofilik dan (b) reaksi adisi nukleofilik.
a.
Reaksi Adisi
Elektrofilik
Reaksi
adisi elektrofilik terjadi apabila gugus yang pertama menyerang suatu ikatan
rangkap pereaksi elektrofil. Reaksi adisi elektrofilik ditemukan pada senyawa C
yang mengandung ikatan rangkap antara dua atom C seperti alkena dan alkuna.
Contoh reaksi adisi elektrofilik adalah reaksi antara etena dengan asam klorida
menghasilkan etil-klorida.
b.
Reaksi Adisi
Nukleofilik
Reaksi adisi nukleofilik terjadi
apabila gugus yang pertama kali menyerang suatu ikatan rangkap merupakan pereaksi
nukleofil. Reaksi adisi nukleofilik ditemukan pada senyawa C yang mengandung
ikatan rangkap antara dua atom C dengan atom lain, seperti senyawa yang
mengandung gugus karbonil dan senyawa yang mempunyai gugus sianida. Contoh
reaksi adisi nukleofilik adalar reaksi antara dimetil-keton dengan asam sianida
menghasilkan 2-siano-2-propanol.
C.
Adisi Elektrofilik HX
Pada Alkena
Dasar untuk memahami reaksi adisi
ektrofilik HX (halida asam) pada alkena adalah: alkena dapat bertindak sebagai
nukleofil dalam reaksi polar. Ikatan rangkap karbon-karbon kaya akan elektron
dan dapat disumbangkan kepada spesies elektrofilik. Contohnya reaksi
2-metilpropena dengan HBr menghasilkan 2-bromo-2-metilpropana. Reaksi dimulai
dengan serangan elektrofil (HBr) pada ikatan π. Dua
elektron π akan membentuk satu ikatan σ antara hidrogen
dari HBr dengan karbon ikatan rangkap. Hasilnya adalah intermediet karbokation
yang bersifat elektrofilik, sehingga dapat bereaksi dengan nukleofil dengan
menerima pasangan elektron bebas dari nukleofil tersebut. Di sini yang
bertindak sebagai nukleofil adalah Br- . Karbokation bereaksi dengan Br
menghasilkan ikatan C-Br dan menghasilkan produk akhir reaksi adisi.
Diagram
energi reaksi adisi elektrofilik memiliki dua puncak transition state yang
dibatasi oleh pembentukan intermediet karbokation. Tingkat energi intermediet
lebih tinggi dibandingkan tingkat energi alkena awal, tetapi keseluruhan reaksi
adalah eksergonik (ΔG0 bernilai negatif). Tahap pertama,
protonasi alkena menghasilkan intermediet kation, berjalan relatif lambat. Akan
tetapi sekali terbentuk, karbokation tersebut dengan cepat bereaksi dengan
nukleofil dan menghasilkan produk akhir reaksi adisi.
Seorang ahli kimia Rusia, Vladimir
Markovnikov, pada tahun 1969 mengusulkan suatu aturan yang kemudian dikenal
dengan aturan Markovnikov, yaitu: Pada reaksi adisi HX pada alkena, hidrogen
menyerang karbon yang kurang tersubstitusi, sedangkan X menyerang karbon yang
lebih tersubstitusi.
Ketika terdapat alkena di mana
karbon-karbon yang memiliki ikatan rangkap mempunyai substituen dengan derajat
yang sama maka terbentuk produk campuran.
Oleh karena karbokation terlibat
sebagai intermediet dalam reaksi ini maka aturan Markovnikov dapat diulangi:
Dalam reaksi adisi HX pada alkena, karbokation yang lebih tersubstitusi akan
terbentuk sebagai intermediet dari pada yang karbokation yang kurang
tersubstitusi.
Halida asam (HX) dapat juga mengadisi
alkena dengan mekanisme yang mirip seperti di atas. Umumnya reaksinya
menghasilkan produk adisi Markovnikov. Misalnya adisi HBr pada alkena, di mana
Br akan mengadisi pada atom karbon yang lebih tersubstitusi (aturan
Markovnikov). Akan tetapi jika terdapat O2 atau perksida (ROOR), adisi HBr
berjalan dengan mekanisme radikal bebas, bukan dengan mekanisme ion. Reaksinya
dinamai adisi non Markovnikov.
Stabilitas
radikal bebas seperti halnya karbokation, berurutan sebagai: tersier >
sekunder > primer. Pada contoh di atas, hasil adisi radikal bebas ialah
1-bromopropana bukan 2- bromopropana. Hidrogen klorida tidak menjalani adisi
radikal bebas kepada alkena karena relatif lambatnya pemecahan homolisis HCl
menjadi radikal bebas. Hidrogen iodida juga tidak menjalani reaksi ini karena
adisi radikal I kepada alkena bersifat endoterm dan terlalu perlahan untuk
mendukung reaksi berantai.
Suatu senyawa hidrokarbon dengan dua ikatan rangkap karbon
disebut diena dan jika mempunyai tiga ikatan rangkap disebut triena, sedangkan
hidrokarbon yang mempunyai banyak ikatan rangkap disebut poliena.
Triena Diena
Hidrokarbon yang mempunyai lebih dari
satu ikatan rangkap diberi nama mirip dengan alkena. Angka dua atau lebih
diperlukan untuk menunjukkan tempat ikatan rangkap dan akhiran -ena dari
alkena diubah menjadi –adiena, -atriena, -atetraena, dan
seterusnya, tergantung dari jumlah ikatan rangkap.
Ikatan rangkap pada atom karbon yang
berdekatan dalam diena deisebut ikatan rangkap terkonjugasi sedangkan yang
tidak berdekatan disebut ikatan rangkap terisolasi.
|
|
Sumber. Fessenden. 1997. Kimia Organik Jilis 1 Edisi Ketiga (hal 420)
B.
Adisi 1,2 Dan 1,4
Pada Diena Terkonjugasi
1.
Adisi 1,2
Banyak reaksi
(dari) diena konjugasi (conjugated dienes) yang identik dengan reaksi dari
senyawa dengan ikatan rangkap terisolasi. Regensia asam dan halogen dapat
mengadisi kepada satu atau kedua ikatan pi itu. Dalam sistem diena-terkonjugasi
reaksi adisi sederhana seperti ini disebut adisi-
1,2, suatu istilah yang merujuk adisi kepada karbon pertama dan kedua
(dari) sistem diena-terkonjugasi berkarbon-empat, dan tidak harus nomor-nomor
tatanama
Reaksi adisi 1,2
Sumber. Fessenden.1997.Kimia organik jilid 1 edisi ketiga (hal 420)
Mekanisme reaksi untuk adisi 1,2 adalah
sama dengan mekanisme adisi pada ikatan rangkap terisolasi. Reaksi 1,3-
butadiena berlangsung lewat kerbokation sekunder yang lebih stabil, dan tidak
lewat + CH2 CH2CH= CH2 yang kurang stabil.
Adisi 1,2:
Sumber. Fessenden.1997. Kimia Organik Jilid 1 Edisi
Ketiga (hal 421)
2.
Reaksi adisi 1,4
Bersama dengan adisi-1,2, diena konjugasi juga dapat mengalami adisi-1,4.
Dalam reaksi ini, suatu ekuivelen reagensia mengadisi kedua karbon ujung
(karbon 1 dan 4) dari sistem diena, ikatan rangkap yang tinggal akan berada
ditengah sistem diena yang orisinil.
Sumber: Fessenden jilid 1 edisi 3 (hal421)
Mekanisme reaksi untuk adisi 1,4
merupakan perpanjangan langsung dari adisi 1,2. Karbokation merupakan kation
alilik dan terstabilkan oleh resonansi. Karena kation alilik ini terstabilkan
oleh resonansi maka pada karbon 2 maupun karbon 4 terdapat muatan positif
parsial. Serangan pada karbon 4 akan menghasilkan produk adisi 1,4.
C.
Reaksi Diels-Alder
Reaksi Diels-Alder
adalah reaksi sikloadisi dari diena terkonjugasi dan dienofili untuk
menghasilkan produk siklik yang tiga ikatan pi-nya dikonversi menjadi dua
ikatan sigma dan satu ikatan pi baru. Diena terkonjugasi menjalani jenis adisi
1,4 lain bila ia bereaksi dengan alkena/alkuna. Contoh paling sederhana adalah
adisi etilen pada 1,3-butadiena menghasilkan sikloheksena.
Sumber. Hart. 2003. Kimia
Oganik. Jakarta: Erlangga
Reaksi ini merupakan contoh reaksi
sikloadisi, yaitu adisi yang menghasilkan produk siklik. Sikloadisi ini, yang
mengkonversi tiga ikatan pi menjadi dua ikatan sigma dan satu ikatan pi baru,
dinamakan reaksi Diels-Alder. Reaksi ini berlangsung serempak, semua pemutusan
ikatan dan pembuatan ikatan berlangsung pada saat yang sama. Reaksi Diels-Alder
tidak tetap. Sejumlah besar dari berbagai macam cincin enam karbon dapat
terbentuk. Contoh Reaksi
Diels-Alder ;
Sumber:
Ralph J. Fessenden dan Joan S. fassenden
Dalam menganalis reaksi Diels-Alder, pertama-tama
kita mencari struktur diena terkonjugasi, yang mungkin merupakan bagian dari
struktur yang lebih kompleks,seperti contoh berikut.struktur diena masuk ke
satu ikatan pi dari suatu alkena atau struktur alkuna, yang juga mungkin
merupakan bagian dari struktur yang lebih kompleks. Suatu cincin sikloheksena
terbentuk.
Sumber: Ralph J.
Fessenden dan Joan S. fassenden
D. Polimerisasi
Polimer adalah molekul besar biasanya
dengan bobot molekul tinggi yang
mengandung unit berulang yang berasal dari molekul kecil dari unit berulang ini
disebut monomer, dan proses pembentukan polimer disebut polimerisasi. Beberapa
polimer, seperti pati, selulosa, dan sutera adalah polimer alam, yang
dihasilkan oleh alam melalui tanaman atau hewan. Polimer lainnya adalah polimer
sintetik, karena dihasilkan di laboratorium. Istilah plastik sering
dipertukarkan dengan polimer sintetik.
Polimer adisi terbentuk dari penggabungan monomer
– monomer melalui reaksi polimerisasi adisi yang melibatkan ikatan rangkap
(ikatan jenuh). Polimer merupakan satu – satunya produk dari reaksi ini.
Monomer + monomer + monomer + …. → Polimer
Contoh :
nH2C=CH2
→ n (-H2C-CH2-)
→ -[H2C – CH2] –
Etena ikatan rangkap
terbuka sehingga Poli(etena)
memungkinkan molekul – molekul
disisinya bergabung
Pembentukan polimer terjadi melalui penggabungan
monomer – monomer secara terus menerus membentuk molekul yang panjang.
Pertumbuhan rantai polimer diawali dengan pembentukan dimer (gabungan dua
monomer), trimer (tiga monomer), tetramer (empat monomer), dan seterusnya sampai terbentuk polimer yang panjang.
Polimerisasi adisi (penambahan)
dapat disebut juga sebagai polimerisasi pertumbuhan rantai. Pada umumnya, yang
terjadi monomer awal (starting material) adalah alkena dan turunannya.
Polimerisasi diawali dengan pembentukan radikal bebas (dengan bantuan katalis)
yang mengawali reaksi rantai.
a.
Polimer vinil
Polimer vinil adalah kelas utama dalam
polimer sintetik. Polimer vinil dihasilkan dihasilkan dengan menghubungkan
monomer-monomer vinil.
Struktur dalam tanda kurung dinamakan unit ulang
(repeating unit). Jumlah unit ulangan, n dalam sebuah molekul polimer
bervariasi dari hanya dari beberapa sampai ribuan unit. Pembiakan rantai dapat
dihentikan jika kedua ujjung rantai polimer mengikat kedua ujung katalisatau
pertumbuhan rantai dapat pula dihentikan melalui cara-cara lain. Apabila n
cukup besar, gugus-gugus ujung relatif tidak berperan bagi keseluruhan molekul.
Gambar contoh monomer vinil dan polimer
komersial (Suminar, Hart)
b.
Polimer Adisi 1,4
Diena terkonjugasi dapat dipolimerisasikan
dengan adisi 1,4. Produk itu masih mengandung ketidakjenuhan, oleh karena itu
polimer dapatmengandung satuan-satuan-cis semuanya, satuan-trans semuanya, atau
suatu campuran-cis dan –trans.
Sumber. Fessenden.1997.Kimia Organik jilid 1 Edisi Ketiga (hal 433)
Karet alam adalah poliisoprena dengan
ikatan-ikatan rangkap cis. trans-polimer yang disebut getah perca (gutta
percha), adalah suatu polimer keras yang digunakan sebagai lapisan luar bola
golf dan semen gigi sementar. Tak satupun polimer ini disintesis dari isoprene
itu sendiri dalam alam.
Gambar rumus garis untuk karet alam (Fessenden, J dan Fessenden, S)
Gutta percha mengandung molekul yang
bentuknya teratur dan dapat disatukan secara rapi dengan gaya tarik menarik
antar molekul yang maksimum. Molekul karet alam bentuknya tidak teratur dan
tidak dapat disatukan. Secara konsekuen, molekul polimer dapat diubah bentuknya
dan dapat tergelincir satu sama lain, yang menyebabkan karet dapat berkerut.
Gambar rumus garis Gutta Percha
(Fessenden, J dan Fessenden, S)
c.
Polimer radikal-bebas
Suatu cara yang lazim dari polimerisasi
alkena ialah dengan jalan radikal bebas. Polimerisasi dimulai oleh suatu
katalis atau suatu pemula (inisiator) seperti O2 atau suatu
peroksida. Polimer yang terjadi terbentuk oleh suatu proses perambatan-rantai
(propagasi-rantai).
Gambar: Polimerisasi propilena
Sumber. Fessenden. 1997. Kimia (Fessenden
dan Fessenden)
Secara teoritis pertumbuhan rantai
dapat terus berlangsung tak terhingga, yang tentu saja tak benar-benar terjadi.
Langkah-langkah pengakhiran polimerisasi merupakan langkah-langkah pengakhiran
radikal bebas yang khas. Dua radikal mungkin bertemu dan bergabung, atau dua
radikal mungkin mengalami disproposionasi.
d.
Polimer adisi ionik.
Polimer dapat dibentuk lewat adisi
kationik, suatu reaksi yang berjalan lewat zat antara karbokation. Suatu
katalis asam lewis dapat digunakan untuk membentuk karbokation awal. Dalam
polimerisasi berikut, asam lewis BF3 dengan sedikit air merupakan
katalis yang efektif.
Gambar.
Polimerisasi asam lewis BF3 dengan sedikit air
Sumber.Fessenden. 1997. Kimia Organik Jilid 1 edisi
ketiga (hal)
e.
Struktur dan
stereokimia polimer
Polimer dapat mempunyai gugus
fungsional dan karbon kiral. Mereka dapat membentuk ikatan hydrogen dan
berantaraksi dipol-dipol. Susunan kimia suatu rantai polimer dirujuk sebagai
struktur primernya. Bagaimana rantai ini ditata sehubungan dengan dirinya dan
dengan rantai lain disebut struktur sekunder. Struktur sekunder ini dapat
sepenting komposisi kimianya bagi sifat-sifat polimer.
Sebuah polimer dapat berupa suata massa
yang ruwet dari rantairantai yang lurus atau rantai-rantai bercabang. Akibatnya
adalah suatu zat padat amorf yang lunak seperti karet lunak. Sebaliknya, suatu
polimer dapat tersusun dari rantai-rantai lurus yang bersatu karena ikatan
hydrogen atau karena tarik menarik dipol-dipol. Struktur polimer semacam ini
akan menghasilkan serat-serat atau plastic keras yang dapat dicetak. Polimer
yang lebih tertib dikatakan mempunyai derajat kekristalan yang lebih tinggi
dari pada polimer amorf atau non-kristalin.
Gambar
polimer non-kristalin dan polimer kristalin (Fessenden dan Fessenden)
Polimesirasi
propilena:
Gambar pembentukan propilena (Fessenden dan Fessenden)
Terdapat tiga macam produk yang dapat
dihasilkan oleh polimerisasi kepala-ke-ekor dari propilena.
1.
Polimer atatik
(produk amorf lunak) yaitu gugus metil pada karbon kiral yang baru saja
terbentuk dapat menonjol dari dalam rantai dengan cara acakan (random).
2.
Polimer sindiotaktik
yaitu gugus metil dapat menonjol berselang-seling dari sisi yang satu kesisi
yang lain dari rantai.
3.
Polimer isotaktik
yaitu gugus metil hanya terletak pada satu sisi.
Karena penataan mereka
yang teratur, rantai-rantai polimer sindiotaktik, dan isotaktik, dapat terletak
berdekatan dan polimer-polimer itu lebih kristalin.
Gambar. ketiga tipe molekul polipropilena
(Fessenden dan Fessenden)
Daftar Pustaka
Fessenden, R. 1997. Kimia Organik Edisi ketiga.
Jakarta : Erlangga
Hart, Harold. 1983.
Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta : Erlangga
Wade, L.D.2010. Organic
Chemistry Seven Edition. United
States of America : Sigma-Aldrich co.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar